
Jakarta - Ribuan suporter PSIM Yogyakarta melakukan awaydays ke Jakarta ketika Laskar Mataram takluk 0-2 dari Persija dalam pekan ke-14 BRI Super League 2025/2026 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jumat (28/11/2025).
Fans Persija, Jakmania, menerima dengan tangan terbuka kedatangan mereka. Salah satu kelompok suporter PSIM Brajamusti, berterima kasih atas jamuan dan sambutan hangat dari pendukung Macan Kemayoran.
"Saya menyampaikan terima kasih kepada Panpel, Jakmania maupun kepolisian selama di Jakarta sampai kepulangan. Kemarin kami juga dikasih tempat bisa shalat Jumat di masjid Istiqlal," ujar Presiden Brajamusti, Muslich Burhanudin 'Thole' kepada Bola.com, Selasa (2/11/2025).
"Semua lancar dan damai karena memang sudah lama kedua suporter tidak jumpa. Kalau Brajamusti ada 47 bus yang away, itu belum sama yang naik kereta. Totalnya ada 5.600 kalau enggak salah," sambungnya.
Pertandingan yang digelar di stadion nasional kebanggaan Indonesia itu berlangsung adem ayem. Di luar arena pertandingan keharmonisan kedua kelompok suporter tersebut terjalin dengan baik.
Zainudin Amali menegaskan target Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025 tetap medali emas, meski sebelumnya Erick Thohir menyebut perak sebagai target realistis.
Harapan untuk PSSI

Thole pun berharap PSSI bisa segera mencabut aturan larangan suporter untuk tur tandang pada putaran kedua BRI Super League nanti. Apalagi sudah tiga musim terakhir aturan itu berjalan.
"Harapan saya ke I.League sebagai operator lebih dikomunikasikan lagi seperti dibikin kluster. Dibikin zona biru, kuning, merah. Kategori pertandingannya seperti apa, kalau biru berarti ya diperbolehkan," kata Thole.
"Dibikin dikategorikan mungkin di putaran kedua nanti dicoba dulu. Kalau ada partai-partai krusial dan kalau kedua kelompok suporter bisa berkomunikasi, ada yang bertanggung jawab, dikasih izin saja."
"Suporter pastinya ingin larangan itu segera berakhir, ingin mendukung tim kebanggaan kemana pun mereka bermain," imbuhnya.
Ajang Silaturahmi
Menurut Thole, tur tandang bagi sebagian suporter bukan sekadar awaydays. Melainkan ajang silaturahmi dengan suporter lain, khususnya tuan rumah.
"Dulu sebelum larangan away itu diberlakukan enggak semua, maksudnya dilihat dari sejarah hubungan kedua suporter. Yang jelas kami sebagai tim tamu prinsipnya kulo nuwun menghormati apa yang menjadi aturan mereka," ucapnya.
"Yang penting koordinasi, ada penanggung jawab. Kalau kayak kemarin ke Jakarta bahkan kami sudah koordinasi dua pekan sebelumnya. Hal seperti itu juga kami lakukan saat away ke Surabaya dan Bali."
"Kayak di Solo lawan Persis secara aturan pihak tuan rumah enggak keberatan tapi dari keamanan enggak bisa. Jadi kami enggak memaksakan diri. Seperti itu, saling menjaga yang jelas," tegas Thole.
Tinjau Ulang

Pelatih PSIM, Jean-Paul van Gastel, menyebut laga berjalan dalam suasana yang mengesankan. Melihat atmosfer positif tersebut, dia meminta PSSI mempertimbangkan kembali aturan larangan suporter away di BRI Super League.
"Sangat bagus melihat banyak suporter datang dari Jogja ke Jakarta. Itu memberi energi dan spirit kepada tim. Suporter kedua tim bisa bersama-sama dengan damai dan menikmati suasana pertandingan," puji Van Gastel seusai laga.
"Untuk asosiasi yang melarang suporter away mungkin mereka punya alasan, tapi jika atmosfernya seperti ini (positif) mungkin mereka bisa berpikir ulang dan mengubahnya. Seperti yang saya katakan, kami bermain sepak bola untuk fans," imbuhnya.
PSSI telah melarang suporter untuk awaydays sejak musim 2023/2024 berdasarkan kesepakatan bersama FIFA, pemerintah, kepolisian dan I.League dengan alasan transformasi sepak bola Indonesia pasca-tragedi Kanjuruhan.
