Kerjasama Bisnis TG:@LIUO9527
Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Deretan Tim yang Diprediksi Sulit Bersaing di BRI Super League 2025/2026: Konflik Internal, Musafir, hingga Bayang-Bayang Inkonsistensi

Deretan Tim yang Diprediksi Sulit Bersaing di BRI Super League 2025/2026: Konflik Internal, Musafir, hingga Bayang-Bayang Inkonsistensi

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-08-08 11:30:02
Dilihat:2 Pujian
Cover logo-logo tim yang mengikuti kompetisi BRI Super League 2025/2026 (Bola.com/Wiwig Prayugi)

Jakarta - Persaingan BRI Super League 2025/2026 sudah di depan mata. 18 tim peserta akan saling sikut dalam perjalanan panjang selama 34 pertandingan di sepanjang musim nanti.

BRI Super League 2025/2025 ditandai dengan partai pembukaan mempertemukan Persebaya Surabaya melawan PSIM Yogyakarta, di Stadion Gelora Bung Tomo, Jumat (8-8-2025).

Tentu, akan menarik untuk ditunggu sepak terjang seluruh tim peserta BRI Super League musim ini.

Sedikit "menepikan" tim-tim seperti Persib Bandung, Dewa United, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, atau Bali United yang diprediksi bakal meramaikan bursa juara, di sisi lain ada juga tim-tim yang diperkirakan kesulitan bersaing.

Siapa saja mereka? Simak ulasan seputar tim yang diprediksi sulit bersaing di BRI Super League 2025/2026 dari Bola.com berikut ini:


PSBS Biak

PSBS Biak - Ilustrasi logo PSBS Biak

Tim berjuluk Bongkar Napi ini mengalami fase krusial penuh berliku di bulan Mei 2025 atau saat BRI Liga 1 2024/2025 memasuki pekan-pekan terakhir.

Krisis dan konflik internal mendera PSBS, Presiden Direktur PSBS Biak, Eveline Sanita memilih mundur dari tim. Masalah internal membuatnya meletakkan jabatan presiden direktur klub.

Evelin menilai ada kegaduhan di internal manajemen PSBS. Sebagai petinggi klub, Eveline tidak tahan, dan akhirnya memutuskan mundur setelah Liga 1 2024/2025 berakhir.

Kemudian pemegang saham tertinggi klub, Owen Rahardian, memutuskan mundur dan mengembalikan kepemilikan klub kepada masyarakat Biak yang diwakili oleh Bupati.

Kini, PSBS juga harus mengungsi ke Jawa, tepatnya di Kabupaten Sleman, DIY, sebagai markas mengarungi BRI Super League 2025/2026.

Dengan berpindah kandang di Sleman yang jaraknya ribuan kilometer dari Biak, membuat PSBS bakal kesulitan mendapat dukungan suporter.

Secaratak langsung, beban ada di pundak Divaldo Alves, pelatih PSBS, yang telah malang melintang di sepak bola Indonesia.

Tak ada lagi nama dua sosok naturalisasi kaya pengalaman, Fabiano Beltrame dan Beto Goncalves. Deretan nama pemain asing yang tampil spartan musim lalu juga hilang.

Striker andalan, Alexsandro Ferreira, juga pamit. Padahal, dia adalah predator, ujung tombak yang telah terbukti ketajamannya.


Semen Padang

Semen Padang FC - Ilustrasi Logo Semen Padang FC 2024

Tim berjuluk Kabau Sirah ini terseok-seok di BRI Liga 1 musim lalu. Mereka cukup lama berkutat di zona degradasi, hingga akhirnya terlepas dari jeratan papan bawah di pekan terakhir berkat kemenangan atas Arema.

Jika tak belajar dari pengalaman musim lalu, bisa jadi Semen Padang kembali menjadi bulan-bulanan tim lain.

Skuad tim dari Sumatera Barat tersebut juga sangat gemuk, dengan total punya 39 pemain untuk menghadapi BRI Super League 2025/2026.

Dikutip dari situs Transfermarkt, Semen Padang memaksimalkan kuota dengan mengoleksi sebelas pemain asing. Ada lima pemain asing yang dipertahankan yakni Kenneth Ngwoke, Cornelius Stewart, Bruno Gomes, Arthur Augusto, Alhassan Wakaso, dan Filipe Chaby.

Sedangkan wajah baru, yakni Rui Rampa Angelo Meneses, dan Pedro Matos. Sementara Tin Martic, Marco Baixinho, dan Ronaldo Kwateh yang sedang mengalami cedera masih tercantum.

Komposisi asing Semen Padang sangat kental aroma Portugal. Di kursi pelatih Eduardo Almeida, sedangkan di jajaran pemain ada Angelo Meneses, Rui Rampa, Marco Baixinho, Pedro Matos, dan Felipe Chaby.


Persijap Jepara

Logo Persijap Jepara. (Bola.com/Dody Iryawan)

Berikutnya adalah Persijap Jepara, tim asal Jawa Tengah yang baru saja promosi dari Liga 2. Persijap pernah mewarnai persaingan di kasta tertinggi sepak bola Indonesia dalam beberapa musim.

Cukup lama bagi tim berjuluk Laskar Kalinyamat ini hingga kembali ke kompetisi kasta tertinggi, yakni selama 11 tahun.

Namun, jika tak dapat bersaing sengit, Persijap bisa saja menjadi satu di antara tim lemah di BRI Super League nanti.

Sebagai "anak baru" di BRI Super League, manajemen Persijap menunjuk Mario Lemos untuk mengarsiteki tim menghadapi tantangan berat di BRI Super League. Dia merupakan pelatih baru di jagat sepak bola Indonesia.

Pengalamannya lebih banyak diisi dengan bekerja di akademi Manchester United serta klub-klub seperti Muangthong United di Thailand dan Mumbai City di India.

Dari sisi pemain, skuad Persijap minim bintang. Persijap punya Rosalvo Junior, striker andalan mereka musim lalu. Lalu, ada mantan bek PSPS Pekanbaru, Douglas Cruz, serta pendatang baru dari Argentina, Alexis Nahuel Gomez. Mereka juga menggaet bomber PSIS asal Burundi, Sudi Abdillah.

Namun, hal yang membuat Persijap juga tidak bisa diremehkan adalah kekuatan suporter mereka yang begitu fanatik.

Publik atau kalangan penggemar Persijap selalu menyesaki Stadion Gelora Bumi Kartini yang membuat para pemain termotivasi dan tak ingin hanya numpang lewat di BRI Super League.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}